Selasa, 12 Juli 2011

MANAJEMEN RAMADLAN

Oleh: Drs. H. Abdul Chaliq Muchtar M.Si

A. Pendahuluan

Kita bersyukur kepada Allah SWT yang sampai pada saat ini masih berkenan menitipkan nyawa dalam badan wadag kita sebagai suatu amanat yang perlu dijaga kebersihannya sehingga kalau sewaktu-waktu diambil kembali oleh yang Maha Punya, nyawa titipan itu tetap dalam keadaan bersih, suci, fitri seperti pada waktu kita baru lahir.

Adalah suatu kesempatan emas jika kita dapat mengalami lagi bulan Ramadlan yang datangnya hanya setahun sekali. Ramadlan yang artinya yarmadlu al dzunub (membakar dosa) adalah sangat efektif untuk berbenah diri dengan kesadaran yang mendalam dan niat yang tulus insya Allah akan tercapai peningkatan taqwa dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasulnya, sehingga hidup kita lebih aman, anggun dan syahdu.

B. Target ketaqwaan yang akan dibangun

Visi puasa Ramadlan; “Peningkatan taqwa bagi orang-orang yang beriman untuk mencapai pengendalian diri yang maksimal”

Adapaun misinya ialah; Melaksanakan tiga latihan dasar untuk menjadi orang-orang yang pemurah, tawaddu’ dan selalu bertobat.

Dalam Surat Ali Imran ayat 133-135, yang pertama kali kita disuruh segera melaksanakannya, ialah permohonan ampun kepada Allah, karena bebas dari dosa adalah syarat utama untuk bisa diterima sebagai calon penghuni surga, yang disediakan buat orang-orang yang bertaqwa. Sifat taqwa yang akan dibangun dalam bulan Ramadlan, antara lain ada tiga ciri yaitu pemurah, tawaddu’ dan taubat.

Sifat pemurah (sakhiyyun) sebagai lawan dari bakhil, ialah orang-orang yang suka memberi, baik dalam keadaan senang maupun susah. Sifat tawaddu’ sebagai lawan dari takabur, ialah orang-orang yang berani menahan diri dari marah dan suka memaafkan kesalahan orang lain. Adapun sifat taubat sebagai lawan dari ma’siat, ialah orang-orang yang apabila terlanjur berbuat dosa atau menganiaya diri, terus ingat kepada Allah, memohon ampun pada-Nya dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

Untuk membangun tiga sifat taqwa tersebut, strategi bulan Ramadan dibagi menjadi tiga periode. Sepuluh awal disebut periode rahmat untuk membangun sifat pemurah, sepuluh tengah disebut periode maghfiroh untuk membangun sifat tawaddu’ dan sepuluh akhir disebut periode ‘itqun minannar, untuk membangun sifat peka terhadap taubat.

C. Evaluasi

Berapa nilai yang dapat diraih dari ketiga target tersebut pada pasca Ramadan ini? Dalam sebuah hadis dikatakan, barang siapa berpuasa dalam bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan perhitungan, akan diampuni segala dosanya. Umar bin Khathab juga menganjurkan, hitunglah dirimu sebelum dihitung oleh Allah. Ada dua teori cara untuk mengevaluasi diri seperti yang tersebut dalam sebuah hadis qudsi.

Teori pertama, Allah berfirman: Saya cinta kepada tiga golongan manusia, tetapi saya lebih cinta kepada tiga golongan manusia yang lain.

1. Saya mencintai orang kaya yang pemurah, tetapi saya lebih mencintai orang miskin yang pemurah.

2. Saya mencintai orang miskin yang tawaddu’, tetapi saya lebih mencintai orang kaya yang tawaddu’.

3. Saya mencintai orang tua yang bertaubat, tetapi saya lebih mencintai orang muda yang bertaubat.

Teori kedua, Allah berfirman: Saya membenci kepada tiga golongan manusia, tetapi saya lebih benci kepada tiga golongan manusia yang lain.

1. Saya benci kepada orang miskin yang bakhil, tetapi saya lebih benci kepada orang kaya yang bakhil.

2. Saya benci kepada orang kaya yang takabbur, tetapi saya lebih benci kepada orang miskin yang takabbur.

3. Saya benci kepada orang muda yang berbuat ma’siat, tetapi saya lebih benci kepada orang yang sudah tua tetapi masih juga berbuat ma’siat.

D. Kesimpulan

1. Golonngan pertama yang dicintai maupun yang dibenci oleh Allah, karena tingkat kesulitannya agak ringan, maka dapat diberi nilai B untuk yang dicintai, dan nilai C untuk yang dibenci. Sedangkan golongan kedua, faktor kesulitannya cukup berat, sehingga dapat diberi nilai A untuk yang paling dicintai dan diberi nilai D untul yang paling dibenci.

2. Orang-orang yang termasuk dalam variabel ekonomi (kaya, miskin) ataupun umur (tua, muda), dapat memilih sendiri nilai yang paling sesuai dengan kondisi dirinya yaitu A,B,C dan D.

3. Orang-orang yang termasuk dalam faktor keberuntungan (nilai A dan B) disebut sabiqun bil khairat (belomba dalam kebaikan) dan orang-orang yang termasuk dalam faktor kerugian (nilai C dan D) disebut sebagai dhalimun linafsih (menganiaya diri), sedangkan orang-orang yang sama antara dosa dan pahalanya disebut sebagai muqtashid Al Fatir: 32).

4. Dipintu surga kelak seolah-olah ada tulisan tentang enam indikator:

PEMURAH, TAWADDU’, TAUBAT = YES

BAKHIL, TAKABBUR, MA’SIAT = NO

5. Untuk menanggulangi krisis dimensional yang sedang melanda bangsa ini, diperlukan keberanian serentak untuk merubah diri dari NO menjadi YES, dimulai dari yang paling kecil, dari diri sendiri dan mulai sekarang juga. INSYA ALLAH.

Mazid page source

MPI PDM | Muhammadiyah

MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN SLEMAN

..

MPI PDM SLEMAN

..

PP MPI | PP MUHAMMADIYAH | PDM SLEMAN | FATWA TARJIH | NEWS

From Blogger Pictures

Untuk lebih lengkapnya kunjungi blog mpi di http://www.mpipdmsleman.blogspot.com atau website PDM Sleman di DISINI


PROGRAM KERJA MPI

1.Menerbitkan Majalah Sang Surya

a.Edisi Perdana

b.Edisi ke-2 sudah standard issn

2.Membuat Website/blog

a.Sudah membuat blog : http://www.mpipdmsleman.blogspot.com

b.Sudah Dibuatkan Web Domain oleh MPI PP Muhammadiyah yakni http://www.muhammadiyah.or.id,dengan menjadi sub-domain http://sleman.muhammadiyah.or.id dan di tugasi untuk hosting website tersebut

c.Sudah membuat akun Twitter: @mpipdm

3.Trainning Pustaka Digital (e-library) untuk pengelolaan kepustakaan Amal Usaha Sekolah Muhammadiyah Se-Sleman

4.Pelatihan Media Pembelajaran Bagi Para Guru Sekolah Muhammadiyah Se-Sleman

5.Merangkum Sejarah (Galery) Muhammadiyah Kabupaten Sleman


All Right Reserved © 2012 by mazid fuadi


Script Al-Quran

Mau Script Al-Quran seperti ini? Klik Disini!